Perenungan Hidup


     Jika realita hidup ini bagaikan rel kereta api,maka ekperimen hidup yang tlah bejalan ini tak serumit yang tlah ku jalani.Semua yang tlah ku rencanakan keluar dari lingkaran hidupku.Mungkin diri ini terlalu banyak dosa,Kesalah demi kesalahan yang tlah terjadi sungguh sangat membuat hidup ini seakan tak punya nyawa.Pengalaman demi pengalaman hidup menggempur dari waktu ke waktu.Waktu adalah cahaya yang melesat didalam gerbong di atas rel kereta.Relavitasnya adalah seberapa banyak aku mengabil dari pengalaman-pengalaman yang melesat itu.Tapi waktu terus berjalan,dan aku pun harus menyebranginya.

    Terkadang eksperimen yang tlah direncanakan,tak berjalan sesuai dengan yang aku harapkan.Banyak kerikil tajam yang menghadang di pertengahan jalan lingkaran hidup ini.Mungkinkah aku dapat melewati medan itu ataukah aku akan menyerah di persimpangan jalan.

    Seperti halnya dalam kisah perjalan cinta ku,selalu saja kandas di pertengahan, terhempas karang samudra.Tak pernah semulus dengan apa yang tlah di rencanakan.Sedangkan aku tak main-main dengan yang namanya cinta.karna cinta adalah perasaan,dan perasaan tumbuh dari hati.Karna cinta itu adalah absolut,maka aku tak bermain dalam relativitas seperti itu.

   Tapi mungkin aku yang terlalu naif dalam urusan cinta.Aku yang tak bisa memahami ihwal.Ego yang membuncah membuat hidup ini selalu bergundang.Yang terjadi adalah  memaksakan ego tuk mendapatkan yang mungkin tak bisa ku dapatkan.Santak pada suatu masa aku di pertemukan dengan potret wanita.Wanita itu mungkin menurut sebagian orang biasa saja,tak ada yang istimewa.Tapi untuk ku dialah anugerah yang terindah yang pernah ku temui.Aku pun merasuk dengannya hingga menjadi seorang sahabat yang sangat dekat.Tapi entah kenapa setelah sekian lama aku merasuk dengannya tiba-tiba muncul rasa yang aneh di hati.Ya....rasa yang tak pernah ku rasakan sebelumnya.Dalam benak hati bertanya " apakah ini cinta " tapi aku tepis prasangka itu,mana mungkin aku jatuh cinta pada sahabatku.Tapi entah apa yang terjadi,setiap kali melihat dia dengan Pria lain,aku cemburu olehnya.Apalagi setelah mendengar dia sudah memiliki kekasih,hati ini seakan sangat sakit,bagai tertusuk belati tajam yang menancap tepat di sanubari.
    Aku mencoba untuk pergi menjauhinya.Alhasil aku pun berkenalan dengan wanita lain dan ternyata wanita itu jatuh cinta padaku,dan aku pun merajut kasih dengannya.Walau hati ini tak mencintainya aku coba untuk mencintainya,lantas ku perkenalkan pada sahabatku.Alasannya cuma agar dia tahu,aku juga punya kekasih,alasan yang konyol menurutku.Hanya karena untuk menutupi rasa cemburu ku dengan sahabatku.

   Aku berupaya untuk mencintai wanita itu.Namun hati ini tak pernah setuju untuk hal itu,aku bertanya pada batin ini " kenapa aku tak bisa mencintanya,apakah ada potret lain di hatiku,apakah aku benar-benar jatuh cinta pada sahabatku" tapi ku tetap mencoba mencintainya.Gejolak emosi yang membuncah membuatku tak yakin dengan apa yang sedang kujalani.Hingga aku tak menyadari,Slama aku menjalani cinta ini,ternyata wanita itu tak setulus mencintai ku.Dibalik senyumannya terdapat duri tajam yang menusuk kerongkongan sanubariku,ada maksud lain dibalik semua yang terjadi.Aku pun pasrah dengan semuanya,dia pun memutuskan untuk mengakhiri hubungan ini.Ku renungkan "apakah aku tlah menyakitinya,apakah aku yang tlah disakiti" santak tak ada rasa kehilangan seperti yang pernah ku alami waktu aku dengan sahabatku.

   Setelah aku amblas dengannya,aku berupaya mencari kabar sahabatku.Ternyata dia masih bersama kekasihnya.Batin kembali dilanda rasa cemburu,entah kenapa ini tak terjadi ketika aku dikhianati oleh wanita itu.Dalam perenungan,aku kembali bertanya dengan hati yang suci " inikah yang namanya cinta...? tak pernahku merasakan ini sebelumnya "dan aku pun yakin ini adalah cinta.Tapi apakah mungkin aku akan mengungkapkannya,sedangkan dia masih milik orang lain.Aku takut dia akan menolak dan akan marah dengan ku.Biarlah rasa ini ku pendam saja,hingga yang terjadi adalah cinta dalam hati atau dengan kata lain hanaya sebagai pemuja rahasia.Yaaa....aku pendam rasa itu sedalam-dalamnya.Aku berupaya untuk tak mencari maklumat tentangnya,dan berupaya untuk melupakannya.

   Hampir setahun tak mengendus beritanya,tepat di hari ulang tahunnya Ku kirim ucapan dalam bentuk puisi.Dan ternyata dia membalas dan akhirnya aku dan dia pun kembali merajut kangen yang tlah terpendam.Walau dia hanya menganggap ku hanya sebagai sahabat tapi untuk ku dia lebih dari sahabat.Tiga bulan berlalu,dia pun bercerita kalau dia sudah berai dengan kekasihnya.Yang ku takutkan pun mencuat kepermukaan lagi,kenapa dia harus mengatakannya.Membuat rasa yang tlah lama ku pendam tumbuh kembali.lamunku takkan mungkin untuk merobohkan lagi,lebih baik di ungkapkan saja.Ketika dia mengatakan minta di kenalkan dengan salah satu temen ku,aku beranikan diri untuk mengatakan " Kenapa harus temen ku,disini juga ada yang sayang denganmu..? " dia pun tertawa,mungkin karna aku suka bercanda jadi dianggapnya hanya bualan belaka.

   Aku pun tak mau menyerah begitu saja,akan ku buktikan kesungguhan lisan itu.Mungkin apa yang ku lakukan ini adalah hal konyol,Jakarta ke Semarang hanya untuk mengatakan lisan itu.Seperti yang sudah ku fikirkan sejak dulu,dia menyanggah lisan itu.Sedihnya batin ini,Ternyata tak mudah untuk dapatkan cinta darinya.Intonasi emosi pun kembali membuncah,aku berupaya tuk bersabar.Mungkin aku tak pantas untuk dapatkan cintanya.Karena dibandingkan dengan teman laki-laki yang lain aku jauh dari perfek,bukan merendah atau apa,ini kenyataan yang memang harus ku terima.Lamunku bersyukur allah masih memberiku celah untuk mendapatkan cintanya.Dia menyanggahku karena study,aku pun mengatakan " aku akan bersabar sampai study mu selesai ".Antusias menjalini hari-hariku kini hidup lagi.Seperti mendapatkan Sesuatu yang sangat berharga,memang dia sangat berharga untuk ku.

    Perjalanan hidup memang tak seperti gerbong yang melaju di atas rel.Adakalanya di terpa kerikil kecil yang menghambat.Bisikan kecil di otak muncul begitu saja,anggapan miringpun mencuat kepermukaan.Namun dapat di bendung oleh sanubari,sanubari yang yakin akan dirinya.Tertatih ku melewati jembatan hatinya,laksana perang melawan zionis ilahnya,namunku tak menyerah olehnya.


    Kian lama ku jalani rasa ini,santak pada suatu hari aku dimabuk oleh cinta.Aku yang takut akan kehilangan cinta darinya.Mencoba menanyakan kembali " apakah aku berarti untuknya" dia pun mengatakan "kamu berarti dalam hidup ku dan kamu juga ada dalam hatiku,tapi masih sebagai seorang sahabat yang selalu mensuportku,entah mengapa hati kecilku belum bisa menerima mu sebagai kekasih,sabar biarlah sang waktu yang menjawab". Betapa terkejutnya aku ketika aku mendengarnya,slama ini aku masih di anggap sahabatnya setelah sekian waktu yang tlah terlewati aku jalani dengan memanggilnya "sayang".Malu dan malu yang kurasa,Naif sekali aku ini,kenapa aku lancang memanggilnya "sayang" padahal belum ada ikatan apa-apa antara aku dengannya.Dan seketika itu juga aku marah,entah karena apa aku marah dengannya.Yang ku takutkan kembali terjadi,dia sangat marah kepadaku,Aku memang telah salah,kenapa aku tidak sabar menunggunya.Berbagai cara aku coba untuk memadamkan rasa amarah itu,aku pun meminta maaf kepadanya,namun dia masih belum memaafkan ku,mungkin disaat aku marah padanya,ada hal yang membuatnya sangat menyayat hati.Sungguh aku tak pernah inginkan hal ini terjadi,mungkin ini sebagai pembelajaran untukku,agar aku bisa menjadi jiwa yang lebih sabar dan menghargai orang lain,tak menuruti kehendak sendiri.Dan aku pun harus sadar tak ada cinta yang abadi kecuali cita pada sang Illahi.

    Mungkin harus ku renungkan semua hal yang telah terjadi,apakah selama ini aku memang sudah di perbudak dengan cinta,apakah cinta ku padanya melebihi cinta ku pada sang khaliq,bahkan mungkin melebihi cinta ku pada ibu ku.Andai waktu bisa terulang,akan ku perbaiki kesalahan itu.tapi waktu terus berjalan dan tak ada gunanya aku menyesali yang sudah terjadi.Mungkin inilah saatnya aku  perbaiki diri dan semoga allah masih memberiku kesempatan untuk dapat bersanding dengannya,dan mungkin ku harus berintropeksi diri,apakah cintaku padanya melebilihi cintaku padaNya.Aku harus dapatkan cinta dari Allah.dan aku pun hanya bisa berdo'a dan memohon padaNya " Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu cintaMu dan cinta orang-orang yang mencintaiMu dan aku memohon kepadaMu perbuatan yang dapat mengantarku kepada cintaMu. Ya Allah, jadikanlah cintaMu lebih kucintai daripada diriku dan keluargaku serta air dingin.”


    Semoga semua apa yang telah terjadi mendapat hidayah Karna semua kembali padaNya.Aku pasrahkan semua ini padaMu ya Tuhan ku,Semoga engkau selalu menuntuku untuk selalu dengan orang-orang yang berakal.Dan jika masih diberi kesempatan untuk merajut tali silahturahmi dengannya,mudahkanlah jalanku.aminn


     Hari demi hari kini ku lewati dengan rasa yang hambar,tak ada lagi sosok yang biasa mengucapkan selamat tidur atau yang lain.Aku pun cuma bisa berdo'a untuknya " semoga saja dia baik-baik saja disana.Dan setiap bangun tidur ku tak bisa lagi memberinya semngat lewat pesan singkat,ku cuma bisa menatap langit timur nan jauh dan mengucapkan "Semangat dinda,kamu pasti bisa meleawati hari ini dengan kemenangan" berharap dia merasakannya.


    Berharap cerita ini akan berakhir indah pada waktunya,ku mencintaimu karna agamamu,kamu sesosok wanita muslimah yang mungkin jarang aku temui pada mereka.☺




Tak ada maksudku tuk mengungkit masalalu,ini hanya hikayat ku.Semoga masih ada harapan untuk mencerahkan langit ku yang mendung dan mencerahkan kembali bintang yang tlah redup.
♥ Dan ku takkan lagi memohon padanya untuk memaafkan atas salahku.Biarlah waktu yang akan menghukumku.dan biarlah Allah yang akan menjadi hakim atas prahara ini.


     
      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar